 |
| Masjid Lempuyangan, Peninggalan Bangunan Kuno di Yogyakarta yang Menyimpan Banyak Sejarah. |
Wonosobo Media - Berada Yogyakarta terdapat banyak peninggalan bangunan masjid kuno yang menyimpan cerita bersejarah.
Salah satunya yaitu peninggalan berupa masjid kuno di Yogyakarta ada Masjid Lempuyangan yang memiliki catatan sejarah menarik.
Dilansir dari buku Masjid Kagungan Dalem & Masjid Cagar Budaya karya Wahyu Indro S, dkk, masjid ini direnovasi total akibat gempa bumi pada tahun 2006.
Awalnya, masjid kuno dengan luas bangunan sekitar 525 meter persegi. Kini luasnya menjadi 800 meter persegi.
Perubahan lainnya yaitu pergantian beberapa bagian dari bentuk interior masjid, seperti jendela yang bentuknya melengkung.
Kemudian, tiang penyangga atau saka guru utama yang menopang masjid kuno sekarang sudah tidak ada.
Dari segi tampilannya masjid yang dulunya klasik dan bersahaja kini tampak lebih modern dan megah.
Seperti masjid-masjid keraton umumnya, di sekitar masjid juga terdapat makam trah Keraton Yogyakarta.
Berbeda dari masjid-masjid Jawa umunya, Masjid Lempuyangan memiliki dua buah kemuncak.
Pertama berada di puncak bangunan utama masjid dan kedua berada di atas bagian serambi masjid.
Sementara merujuk pada webiste resmi Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, Masjid Lempuyangan ini dibangun pada tahun 1837, pada saat pemerintahan Sri Sultan HB III.
Dalam catatan sejarah ketika salah satu puteranya menderita sakit dan tak tersembuhkan.
ia bertemu dengan seorang ulama bernama Sayyid Idrus bin Muhammad Lukman yang berhasil memulihkan kesehatan puteranya.
Atas jasanya tersebut, ia dianugerahi tanah perdikan di Lempuyangwangi.
Berada di masjid kuno ini terdapat dua benda yang dikeramatkan yaitu mustaka dan bedug yang menyimpan kisah dan sejarah menarik.
