Wonosobo Media - Kalau lagi plesiran ke Semarang dan merasa perut mulai keroncongan, percaya deh—sebaiknya langsung arahkan langkah ke Jalan Pemuda No. 2, dekat Jembatan Berok.
Berada di titik tersebut, terdapat warung legendaris yang sudah kenyang makan asam garam dunia perkulineran.
Warung legendaris ini sudah berjualan sejak 1971 yaitu Nasi Goreng Babat Pak Karmin.
Dengar-dengar, warung kuliner legendaris ini menjadi semacam tempat kuliner wajib bagi para pecinta kuliner legendaris di Semarang.
Nggak peduli kamu warga lokal, pelancong, atau sekadar tukang nyicip, tempat ini punya daya tarik sendiri.
Lokasi Strategis, Dekat Kota Lama, dan Dekat ke Hati
Berada di kawasan Semarang Utara, tepatnya di sekitaran Jembatan Berok yang cuma selemparan sandal dari Kota Lama.
Tempat kuliner satu ini ibarat jodoh: gampang ditemukan dan selalu bikin betah.
Meskipun dari segi tampilannya sederhanaya, khas warung kaki lima dengan spanduk polos dan bangku kayu, jangan salah, yang makan bisa antre sampai meluber ke trotoar lho.
Bukan tanpa alasan yang diincar bukan sekadar nasi goreng, tapi nasi goreng babat yang katanya bisa menyentuh memori masa kecil.
Tentunya bagi yang besar di Semarang, bisa jadi nostalgia mengenang suasana dengan mencicipi sajian pada masa kecil dulu.
Menu Andalannya? Jelas Bukan Nasi Goreng Biasa
Menu utama di sini tentu saja nasi goreng babat. Nasinya gurih, berbumbu mantap, dan babatnya? Empuk, bersih, dan nggak ada aroma yang bisa bikin kamu berpikir dua kali.
Babatnya seperti pahlawan tanpa tanda jasa: hadir dalam setiap suapan, tapi nggak menuntut pengakuan. Dia diam-diam membuat kamu jatuh cinta.
Selain nasi goreng, ada juga babat gongso. Ini cocok buat kamu yang lebih suka makanan berkuah dan manis-gurih.
Disajikan panas, dijamin bikin lidah siapa saja yang mencicipi berjoget dengan syahdu dan riang gembira.
![]() |
Seporsi Nasi Goreng Babat Pak Karmin yang menggoda selera siapa saja yang singgah di Semarang. |
Untuk menikmati seporsi nasi goreng babat, kamu cukup merogoh kocek kisaran mulai Rp25.000-an saja
Harga segitu untuk warisan kuliner sejak era Orde Baru? Rasanya sih, malah terasa murah.
Apalagi porsinya cukup mengenyangkan buat kamu yang baru saja keliling Kota Lama sambil foto-foto bangunan Belanda.
Cita Rasa Konsisten, Bikin Balik Lagi
Salah satu hal bikin warung ini awet sampai sekarang bukan cuma karena nama besar “Pak Karmin”, tapi juga dari kualitas rasa yang dijaga sampai tetes minyak terakhir.
Bumbu khas yang meresap sampai ke butiran nasi, tekstur babat yang empuk, dan suasana khas tempat kuliner legendaris.
Semua itu bikin pengalaman makan di sini terasa penuh makna. Romantis, bahkan, kalau kamu datang pas hujan-hujan.
Tak heran jika tempat kuliner ini jadi langganan banyak orang. Mulai dari anak kost, pebisnis yang rindu kampung halaman.
Sampai para influencer yang pengin konten kuliner khas dan otentik, semua pernah duduk di kursi kayu Pak Karmin.
Jadi, jika sedang atau berencana main ke Semarang, pastikan mampir ke warung Nasi Goreng Babat Pak Karmin.
Selain bisa menikmati kuliner legendaris, kita juga sedang mencicipi sedikit sejarah dari kota yang penuh cerita.
Warung boleh sederhana, tapi rasa dan kenangannya bisa bikin ingin balik lagi dan lagi ke Semarang lho!