Candi Ini Merupakan Salah Satu Candi Terbesar di Kawasan Purbakala Dieng
Di Dieng inilah Kita juga dapat menikmati sajian wisata sejarah berupa bangunan candi. Ada beberapa komplek bangunan candi yang wajib dikunjungi seperti Komplek Candi Arjuna. Ada satu yang berbeda diantara candi-candi Dieng lainnya yaitu bangunan candi yang satu ini adalah Candi Bima Dieng. Candi Bima Dieng terletak di Desa Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pintu masuk berada di sisi timur. Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain, baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, karena kemiripan arsitekturnya dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya mirip dengan shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. Pada bagian atap terdapat relung dengan relief kepala yang disebut dengan kudu.
Candi ini berada dalam kondisi buruk, antara lain karena beberapa kali kasus pencurian arca Kudu oleh orang yang tidak bertanggung jawab pada bagian atap serta rusak akibat solfatara dari Kawah Sikidang.
Pada tahun 2012, Candi Bima kembali dipugar oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Pemugaran dilakukan karena susunan batuan candi sudah banyak yang lapuk dan bergeser akibat dimakan usia dan terkena getaran, juga karena terdapat rongga yang dapat menyebabkan amblesnya bangunan
Candi Bima Dieng merupakan salah satu candi terbesar yang ada di kawasan purbakala Dieng. Candi ini memiliki struktur bangunan dan ukuran candi yang berbeda dengan candi-candi Dieng lainnya. Gaya arsitektur dari dasar hingga ujung candi lebih cenderung bergaya ala candi-candi yang berasal dari India. Ada satu hal unik dari Candi Bima Dieng yaitu memiliki arca kudu di setiap sisi dindingnya yang selalu menyimbolkan kemegahan dari salah satu candi terbesar di Dieng ini.
Dengan ketinggian 8 meter, Candi Bima memiliki bentuk yang agak berbeda dengan candi-candi yang ada di Jawa Tengah pada umumnya. Dasar Candi Bima berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 4.55 m x 4.55 m. dengan penampil yang agak menonjol keluar menjadikan denah dasar Candi Bima seolah-oleh berbentuk segi delapan. Bagian atapnya mirip dengan bentuk Shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. Bentuk atap candi terdiri atas 5 tingkat, masing-masing tingkat mengikuti lekuk bentuk tubuhnya, makin ke atas makin mengecil.
Setiap tingkat dihiasi dengan pelipit padma ganda dan relung kudu. Kudu ialah arca setengah badan yang nampak seolah-olah sedang menjenguk ke luar. Hiasan semacam ini terdapat juga di Candi Kalasan. Puncak atap sudah hancur sehingga tidak diketahui bentuk aslinya. Penampil di bagian depan menjorok sekitar 1,5 m, berfungsi sebagai bilik penampil menuju ruang utama dalam tubuh candi. Penampil di ketiga sisi lainnya membentuk relung tempat meletakkan arca. Saat ini semuanya dalam keadaan kosong. Tak satupun arca yang masih tersisa.
Di bagian dalam candi tepatnya pada langit-langit Candi Bima ini mempunyai bentuk kerucut seperti piramida. Pada keempat sisinya terdapat lubang-lubang kecil yang diperkirakan sebagai pijakan para pembangun candi untuk menyusun batu-batu yang berada di atasnya. Jika dilihat dari arsitekturnya memang menarik seperti piramida di jaman dulu kala yang berumur ribuan tahun silam. Ada hal unik yang ditemukan di Candi Bima Dieng yaitu terdapat tembok yang berbentuk pagar mengelilingi bangunan candi ini. Pagar melingkar tersebut menjadi tanda bahwa area Candi Bima digunakan untuk upacara adat yaitu upacara Pradaksina.
Tidaklah sulit untuk menilik candi termegah ini. Lokasinyapun sangatlah strategis dan mudah di cari. Candi Bima Dieng terletak sebelum pintu masuk kawah fenomenal di Dieng yaitu Kawah Sikidang Dieng. Meskipun hanya satu candi yang berdiri tetap tampak megah dan indah karena arsitektur Candi Bima Dieng sangatlah berbeda. Candi yang telah dibangun oleh nenek moyang Dieng di tanah yang sedikit berbukit akan memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi para wisatawan untuk mengabadikan gambar maupun melihat indahnya pemandangan di sekitar Candi Bima Dieng.
NB: Source dari berbagai sumber.