• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    Iklan

    Menelusuri Masjid Megah Baitul Qur’an KH. Muntaha Al Hafidz Wonosobo

    , 03.43 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

     

    https://www.instagram.com/slamet_cekrek/
    Foto: Baitul Qur’an KH. Muntaha Al Hafidz Wonosobo

    Bila para pembaca Wonosobo Media berkunjung ke Wonosobo dan bakal berwisata ke dieng via Wonosobo akan mengalami dan menemukan hal yang menarik diperjalanan. Bakal menemukan hal baru tentunya ketika melewati Kampus 2 UNSIQ Jawa Tengaah di Wonosobo ini. Iya, benar bakal menemukan Masjid baru Kampus 2 Unsiq Wonosobo yang telah diresmikan pada Kamis 29 April 2021 lalu. Masjid yang dibangun di lahan seluas 3.227 meter persegi itu menjadi masjid terbesar di Wonosobo dan sekaligus digadang-gadang menjadi destinasi wisata religi.

    Masjid yang dibangun dalam kurun waktu dua tahun, dua bulan dan 22 hari sejak peletakan batu pertama itu mengusung gaya dan arsitektur gabungan dari Masjid Nabawi, Andalusia, Turki, dan Jawa. Masjid ini didirikan di komplek Kampus 2 Unsiq di Jl Raya Dieng, Krasak, Mojotengah Wonosobo.

    Masjid dengan nama Baitul Qur’an KH. Muntaha Al Hafidz itu diresmikan oleh Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat bersama jajaran Forkompimda, pimpinan Yayasan Pendidikan Ilmu-ilmu Al Qur’an (YPIIQ), dan Rektor Unsiq.

              Masjid yang megah ini arsitekturnya memadukan ornamen klasik dan modern dan menghabiskan anggaran Rp 15 miliar. Masjid berlantai tiga ini, rencananya di lantai bawah akan dijadikan sebagai pujasera atau aktifitas ekonomi, kemudian untuk lantai 2 untuk tempat ibadah dan lantai 3 untuk ruang serbaguna dan lantai 4 sebagai laboratorium atau museum Al Quran Akbar karya civitas akademika Unsiq.

            Baitul Qur’an KH. Muntaha Al Hafidz ini diharapkan dapat menjadi tempat wisata religi dan mampu membangun transformasi sosial untuk menciptakan masyarakat yang humanis berbasis nilai-nilai Al Quran. Masjid baru ini harus dapat menghidupkan suasana daerah yang damai, aman dan ayem tentrem. Baldatun tayyibatun wa rabbun ghofur. Dapat pula menjadi tempat destinasi baru wisata Al Quran di daerah ini.

            Tak hanya menjadi masjid terbaik dan terbesar di Wonosobo. Masjid ini juga tidak sekadar menjadi tempat ibadah bagi kalangan kampus tapi juga bisa dimanfaatkan masyarakat umum. Spirit riligius dari masjid ini diharapkan bisa menjadi vitamin jasmaniah dan ruhaniah bagi negara, generasi masa depan Indonesia dan masyarakat secara luas.

                Sebagaimana orang Jawa sebelum beribadah dan telah mampu beribadah di masjid, sebenarnya tahapan awalnya ya di langgar-langgar atau surau sekitar dan masjid adalah bagian ketika dikira telah baligh dan mampu baru saba ke masjid. Di langgar tak hanya sebagai tempat beribadah saja tetapi untuk ngaji, ‘bermain’ jadi peradaban langgar memang asyik sebelum nanti ketika telah beranjak dewasa telah cukup dan mampu untuk ikut nguri-uri di masjid, terkait peradaban langgar dan masjid lain waktu boleh lah kita ulas lebih mendalam.

     


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Yang Menarik

    +