• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    Iklan

    Kopi Arabika Bowongso Wonosobo Yang Sudah Melegenda

    , 00.40 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

    Tren kedai kopi kian menjamur di sejumlah kota besar, tidak terkecuali di wonosobo.
    Soal kedai kopi trendi di wonosobo juga banyak tempat yang pas buat ngopi dan nongkrong, tak sedikit pengunjung yang datang ke wonosobo untuk menyeruput kopi. Mulai dari wisatawan lokal sampai turis, semua suka mampir.

    Wilayah Kabupaten Wonosobo terletak di sekitar Gunung Sumbing dan Sindoro cocok untuk pengembangan tanaman kopi arabika.
    Secara hydrologis dan geologis Wonosobo memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar dan beragam, salah satunya untuk pengembangan kopi arabika.



    Wonosobo yang terletak di sekitar Gunung Sindoro dan Sumbing mempunyai kesuburan tanah sangat baik sehingga berpengaruh terhadap potensi perkebunan dan pertanian di wilayah ini.
    Dari luas wilayah sekitar 98.467 hektare, sekitar 65 persen merupakan daerah tegalan atau lahan kering dan pekarangan yang tanah dan iklimnya sangat cocok untuk pengembangan tanaman kopi, salah satunya jenis kopi arabika.

    Kopi arabika bowongso tumbuh di dataran tinggi desa Bowongso. Bowongso sendiri merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa ini berada di kawasan lereng gunung sumbing dan menjadi desa tertinggi.

    Terletak pada ketinggian 1450 mdpl dengan suhu rata- rata 18-25°C dan tingkat kelembaban mencapai 65-85%. Dengan keadaan geografis yang sangat mendukung tersebut, desa ini mampu menghasilkan kopi arabika dengan kualitas yang tidak kalah dengan biji- biji kopi yang berasal dari sumatera, bali bahkan papua.
    Pada tahun 2009, Dinas Pertanian Wonosobo mensosialisasikan mengenai upaya pencegahan longsor dengan menanam pohon kopi. Awalnya kopi digunakan untuk konservasi karena lahan pegunungan tersebut digunakan untuk tanaman semusim.

    Namun kemudian kopi menjadi tumpang sari untuk tembakau dan tanaman pangan. Biji kopi sendiri berasal dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember. 20 petani anggota poktan (kelompok tani) secara bertahap menanam kopi berbagai varietas dan kopi bowongso menjadi kopi paling muda di lereng gunung sumbing.

    Dalam proses budidaya kopi arabika bowongso, petani selalu mengikuti syarat Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis (MPIG). Diantaranya yaitu meminimalkan olah tanah, menghindari penggunaan pupuk kimia dan obat tanaman yang justru akan membahayakan pohon kopi.

    Selain itu pemangkasan daun yang sudah layu atau terjangkit hama harus segera dilakukan agar pohon kopi bisa tumbuh dengan subur dan baik. Pemetikan biji kopi juga harus menunggu hingga biji kopi matang yang ditandai dengan warna merah menyerupai ceri.

    Masyarakat Wonosobo khususnya desa Bowongso perlu berbangga diri. Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 lalu arabika bowongso berhasil mendapat juara 1 pada kategori uji citarasa kopi arabika tingkat Jawa Tengah. Acara tersebut di gelar dalam rangka peringatan hari perkebunan nasional ke 56.

    Kopi arabika bowongso selain memiliki citarasa rempah dan lemon juga cabai, ternyata juga memiliki aroma unik khas alam pegunungan yaitu aroma tembakau dan bunga. Hal ini dikarenakan kopi arabika dan tembakau ditanam pada satu area pertanian yang sama sehingga sedikit banyak membawa pengaruh pada aroma kopi.

    Source: dari berbagai sumber
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Yang Menarik

    +