Di Dusun Ketinggring Desa Kalianget Kecamatan Wonosobo terdapat sebuah komplek makam tua para Sayyid (bangsawan keturunan Arab). Kuburan tersebut berada di belakang komplek makam Mangunkusuman. Sedikitnya ada 25 orang habib (keturunan Nabi Muhammad SAW) yang disemayamkan di situ. Hal ini menunjukkan bahwa Wonosobo salah satu kantong wilayah penyebaran agama Islam sejak zaman dahulu.
Dari sekian nisan itu, ada 4 makam berada di ketinggian dan dikelilingi tembok. Seluruh nisannya terbuat dari batu alam berwarna hitam kelam. Kebanyakan ditatah dengan huruf Arab. Ada beberapa yang menggunakan huruf Jawa. Di atas gundukan tanah diletakkan batu-batu halus kecil. Menariknya, makam tersebut tertata rapi di atas bukit. Di bawahnya adalah Dusun Kejiwan yang tampak dari atas rumahnya nampak indah dipandang.
Terdapat undak-undakan atau semacam tangga naik. Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa keempat makam itu merupakan tokoh yang dituakan atau dihormati pada masanya. Salah satunya adalah Sayid Hasyim bin Idrus bin Muhsin Ba’abud. Konon, dia masih keturunan Nabi Muhammad SAW berasal dari Hadramaut, Yaman yang datang ke Indonesia menyebarkan agama Islam.
Menurut salah satu keturunan Sayid Hasyim, 4 makam berjajar itu adalah Sayid Hasyim, Mangundirjo, istri Mangundirjo dan istri Sayid Hasyim. Sayid Hasyim adalah putra dari Sayid Idrus Ba’bud yang makamnya berada di Pasekaran, Pademonan, Batang. Sayid Hasyim datang ke Wonosobo untuk berdakwah bersama para pengikutnya.
Sayid Hasyim wafat pada tahun 1212 Hijriah atau 1791 Masehi dalam
usia 120 tahun. Nisan yang berukir huruf Arab dan Jawa menunjukkan angka tahun
1791 M. Dalam laporan tim penelitian makam tua Dusun Ketinggring Desa Kalianget
dan Desa Kejiwan, yang terdiri dari Habib Aqil, Ahmad Muzan, Elias Sumar, dan
Bambang Sutejo disebutkan huruf Arab yang ditatah dalam nisan menyerupai
kalimat prosa Arab dalam kitab Maulid al Barzanji.