• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    news google

    Iklan

    Nasi Nampan, Doa dan Spirit Haul Akbar Mbah Wali Tandur di Paninggaran

    , 20.16 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia
    Haul Akbar Mbah Wali Tandur Paninggaran
    Ilustrasi: Haul Akbar Mbah Wali Tandur di Paninggaran, hari kedua setelah khataman dipungkasi makan bersama.


    Tradisi yang Terjaga Sudah hampir Separuh Abad


    Wonosobo Media - Dekat dengan wisata Trianggulasi Hills atau bukit Trianggulasi atau terkenal dengan pegunungan Anjir di Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.


    Terdapat di Desa Paninggaran terdapat sebuah wilayah yang terkenal dengan sebutan Santren, Pesantren.


    Wilayah ini populer dengan rumah yang hanya ada 11 rumah saja, yang jika dikaitkan dengan salah satu tokoh sesepuh di Paninggaran ini masih ada ikatan.


    Berada di Desa Paninggaran ini ada seorang tokoh ulama yang disepuhkan dan kerap dilaksanakan haul akbar.


    Bahkan haul akbar ini sudah memasuki angka yang ke 40, sehingga bisa dibilang sudah 40 tahun lamanya menjadi sebuah acara yang dinanti setiap warga di Paninggaran dan sekitarnya.


    Tokoh sesepuh ini terkenal dengan Mbah Wali Tandur, jika bertemu dengan warga sekitar obrolan tidak jauh dari berkah dan peran Mbah Wali Tandur.


    Ketika penulis mencoba tabarukan dan istilahnya nderek khurmat mengikuti rangkaian haul akbar Mbah Wali Tandur ini, mendapatkan kisah dan pengalaman menarik.


    Mulai dari kisah wilayah yang hanya ada 11 rumah saja hingga kisah atau cerita warga tetangga Desa Paninggaran yang mengalami pengalaman agak spiritual.


    Sekilas Tentang Mbah Wali Tandur 


    Sekilas tentang Mbah Wali Tandur sendiri dikutip dari laman resmi milik Situs Makam Mbah Wali Tandur mengutip dari beberapa sumber.

    Haul Akbar Mbah Wali Tandur Paninggaran
    Muqodaman, khataman Al Qur'an di makam Mbah Wali Tandur, Paninggaran.

    Ditulis dalam keterangan tersebut beberapa sumber ini meliputi, Naskah Kuningan, Naskah Carita Purwaka Caruban, Naskah Carub Kanda, Naskah Babad Cirebon, Naskah Mertasinga, Naskah Kuningan, Naskah Pulasaren.


    Diketahui, Mbah Wali Tandur yaitu putra sulung dari pasangan Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi dan Nyi Mas Subang Larang. 


    Masih dalam keterangan yang sama, diantara guru Mbah Wali Tandur yang paling mashur adalah Syekh Datuk Kahfi/Maulana Idhofi Mahdi atau yang lebih dikenal Syaikh Nur Jati.


    Kembali pada Mbah Wali Tandur di Paninggaran ini, dikisahkan oleh Assikhu atau kerap disapa Mbah Sikhu ini menceritakan bahwa haul akbar Mbah Wali Tandur ini sudah berlangsung sejak 40 tahun yang lalu.


    Sekitar tahun 1985 mulai awal digelar haul akbar Mbah Wali Tandur dengan dihadiri para sesepuh, kiai dari Temanggung hingga Cirebon.


    Sebelumnya, haul hanya digelar oleh sanak keluarga saja di prakarsai oleh Mbah Abdussalam sebagai perintis awal haul sekitar 40 tahun yang lalu.


    Ikatan Batin dengan Mbah Wali Tandur 


    Berkaitan dengan haul akbar Mbah Wali Tandur yang dilaksanakan pada Kamis 7 Mei 2025 hingga Sabtu 9 Mei 2025. 


    Haul Akbar Mbah Wali Tandur Paninggaran
    Ilustrasi: makan bersama di hari kedua haul akbar Mbah Wali Tandur di Paninggaran Kabupaten Pekalongan.


    Tampak para warga Paninggaran dan sekitarnya antusias menyemarakkan haul akbar Mbah Wali Tandur.


    Mulai dari persiapan awal pra acara hingga tiga hari dalam pakaian haul tersebut, mulai dari bersih-bersih jalan hingga sekitar makam. 


    Sampai menyiapkan ubo rampe, shodaqohan nasi hingga semua tersaji untuk sama-sama hurmat para pengunjung yang hadir pada haul akbar Mbah Wali Tandur.


    Penulis sendiri mengamati dan menyaksikan, merasakan suasana yang indah dan penuh keberkahan. 


    Ketika hadir pada hari kedua yang sedang berlangsung khotmil Qur'an hingga haul massal para leluhur di Desa Paninggaran tersebut.


    Setelah menaiki tangga yang agak menanjak, suara lantunan ayat suci Al-Quran terdengar hingga kalimah toyyibah dan doa doa sampai pada doa khotmil Qur'an.


    Selepas doa cukup dari para sesepuh, acara inti pin datang, nasi dengan nampan pun melayang di kerumunan pengunjung yang hadir pada haul akbar hari kedua Mbah Wali Tandur.


    Seluruh yang hadir mendapatkan jatah satu nampan berisi ubo rampe nasi lengkap dengan lauk dengan dibagi untuk 4 orang.


    Pengalaman ini menjadi sebuah hal yang menarik, tombo kangen dengan menikmati sajian kuliner pada nampan secara bersama-sama.


    Ngalap berkah, tabarukan dengan lantaran Mbah Wali Tandur di Paninggaran Kabupaten Pekalongan.


    Diketahui pula, ketika penulis bertanya dengan para warga Paninggaran, shodaqoh nasi ini dari warga sekitar yang turut andil dan berpartisipasi dalam haul akbar Mbah Wali Tandur.


    Menjadi momentum yang dinantikan di setiap tahunnya oleh warga Paninggaran, yaitu haul akbar Mbah Wali Tandur pada 11 Zulkaidah dan pada Jumat Wage akhir bulan Maulud.


    Ikatan batin yang kuat dengan para sesepuh di Paninggaran serta pada Mbah Wali Tandur, tentu setiap warga memiliki kesan dan kisah tersendiri.


    Sehingga memungkasi tulisan ini terdapat kutipan menarik "Njaga Tandur njaga syukur", pesan singkat namun penuh hikmah dibaliknya.***

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    iklan mgid

    Yang Menarik

    +