• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    news google

    Iklan

    Ngelmu Kasampurnan: Tasawuf ala Jawa Dari Ronggowarsito Belajar Jadi Manusia Agak Sempurna

    , 09.53 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

     

    Ngelmu kasampurnan
    Ilustrasi. Ngelmu kasampurnan.

    Wonosobo Media - Berada di tengah dunia yang makin gaduh, isu politik makin absurd, medsos makin bising, dan hidup makin bikin ngos-ngosan.


    Ada satu warisan leluhur Jawa yang justru mengajak kita menepi dari hiruk pikuk itu, adalah ngelmu kasampurnan.


    Bukan ilmu bikin sakti kayak superhero Marvel, bukan juga mantra pengganda saldo e-wallet. 


    Ngelmu kasampurnan yaitu ajaran hidup agar manusia bisa jadi insan kamil—istilah yang dipinjam dari khazanah tasawuf yang berarti "manusia sempurna".


    Tapi tenang, sempurna di sini bukan berarti flawless kayak editan beauty camera, tapi paripurna secara batin dan laku hidup.


    Tentunya, siapa lagi yang paling jago ngulik soal ini kalau bukan R Ng Ronggowarsito, pujangga keraton yang sering menulis tentang laku hidup, spiritualitas, dan kebatinan Jawa.


    Lewat karya-karyanya, beliau membisikkan petuah-petuah halus yang kalau dicermati, bisa bikin kita mikir dalam: hidup tuh bukan cuma cari cuan, tapi juga cari makna.


    Tujuh Tapa Jalan Menuju Kasampurnan


    Kalau kamu ngerasa hidup makin berat, mungkin udah saatnya nyoba tapa versi Ronggowarsito. Nggak perlu nyepi ke hutan atau duduk di atas batu tujuh malam. Cukup mulai dari sini:


    Tapa Jasad – Laku fisik.

    Bersihin hati dari iri, benci, dan sakit hati. Sing penting, legowo dan sadar bahwa hidup ini diatur Yang Maha Kuasa.


    Tapa Budi – Laku batin. Jujur, ora gampang ngapusi, dan konsisten dengan janji. Simpel, tapi susahnya kayak move on dari mantan.


    Tapa Hawa Nafsu – Sabar, alim, pemaaf. Ini bukan soal nahan diri pas diskon online, tapi soal jiwa yang luas kayak samudra.


    Tapa Brata – Semedi, nenangin batin, biar kalbu bening kayak embun subuh di lereng Merapi.


    Tapa Sukma – Ikhlas. Rajin berbagi, bukan karena cari pamor, tapi karena paham: rejeki bukan buat ditimbun.


    Tapa Cahaya Amuncar – Punya hati yang peka, bisa bedain mana yang palsu, mana yang sejati. Ini penting biar nggak gampang kemakan hoaks.


    Tapa Urip – Hidup dengan penuh kehati-hatian, berserah tapi tetap ikhtiar. Intinya, tawakal tapi nggak males.


    Zakat Batin: Membersihkan Diri Lewat Laku Hening

    Dalam ajaran ngelmu kasampurnan, setiap unsur dalam diri manusia punya tapa dan zakatnya masing-masing. Bukan zakat maal, tapi semacam latihan batin buat membersihkan diri.


    Badan: Tapanya berlaku sopan, zakatnya gemar berbuat baik.


    Hati dan Budi: Tapanya sabar dan rela, zakatnya bersih dari suudzon.


    Nafsu: Tapanya ikhlas, zakatnya tabah dan pemaaf.


    Nyawa (Ruh): Tapanya jujur, zakatnya nggak ganggu orang lain.


    Rahsa: Tapanya utama, zakatnya tobat dan suka diam (yes, kadang diam itu emas).


    Cahaya (Nur): Tapanya suci, zakatnya hati yang bening.


    Atma (Hayyu): Tapanya waspada, zakatnya selalu eling.


    Semua tapa dan zakat ini bukan soal ritual fisik, tapi kerja sunyi batin. Kerja diam-diam yang hasilnya bukan viral, tapi damai. Laku yang nggak dilihat banyak orang, tapi bisa bikin hidup terasa lebih ringan dan jernih.


    Antara Mistis dan Manusiawi


    Kalau dibaca sekilas, ajaran ini mungkin terdengar mistis. Tapi jangan salah. Justru di tengah hidup yang makin riuh dan ribut, ajaran ini terasa makin relevan. 


    Ia mengajak kita menepi, mengajak kita berkaca bukan di cermin, namun berada di dalam hati.


    Karena ya, sesempurna apapun filter Instagram, nggak akan pernah bisa menyamarkan hati yang penuh beban.


    Mungkin, lewat tapa-tapa ini, kita bisa belajar jadi manusia yang lebih tenang, lebih peka, dan lebih utuh.


    Sebab ngelmu kasampurnan bukan soal menjadi manusia super, tapi soal menjadi manusia seutuhnya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    iklan mgid

    Yang Menarik

    +