![]() |
| Sindoro: Gunung Anggun yang Menjaga Jawa dari Atas Awan |
Wonosobo Media - Gunung Sindoro atau orang menyebutnya Sundoro, Sendoro, bahkan Sindara adalah satu dari sedikit gunung di Jawa Tengah yang punya pesona lengkap: panorama indah, tradisi yang hidup, dan masyarakat lereng yang menjaga gunung seperti menjaga jiwanya sendiri.
Jalur Pendakian: Dari Kledung yang Ramah Pemula Hingga Sigedang yang Sunyi
Ada beberapa jalur resmi untuk naik ke Sindoro: Kledung (Temanggung), Alang-alang Sewu, Sigedang (Wonosobo), hingga Bansari. Namun, dari semuanya, Kledung adalah primadona pendaki pemula, jalur yang tidak terlalu ganas, tapi tetap menawarkan suguhan pemandangan yang membuat langkah terasa lebih ringan.
Mulai dari:
Ladang tembakau yang menghampar luas seperti permadani hijau
Hutan pinus yang berdiri rapi seperti pagar alami
Udara gunung yang dinginnya menusuk, tapi bikin rindu
Setiap meter perjalanan seperti rangkaian postcard alam yang tak bosan-bosannya kita pandangi.
Puncak "Mahameru Kecil": Kerucut Sempurna di Atas Dunia
Sindoro mendapat julukan “Puncak Mahameru Kecil” bukan tanpa alasan. Kerucutnya yang hampir sempurna sering membuat pendaki merasa seperti sedang menapaki gunung ikonik di Jawa Timur, versi mini.
Dari puncaknya, pendaki disuguhi panorama luar biasa:
Gunung Sumbing berdiri gagah di sampingnya
Merbabu dan Merapi tampak jauh seperti gunung-gunung yang tertidur
Awan bergulung seperti samudra putih di bawah kaki
Dan ketika sunrise datang, warna oranye-keemasan itu menyapu seluruh langit, ini menjadi momen yang membuat banyak orang kembali ke Sindoro, meskipun sekali pendakian kadang sudah cukup melelahkan.
Lereng Sindoro: Tempat Di Mana Alam, Tradisi, dan Doa Bertemu
Bagi warga di kaki Sindoro, gunung bukan hanya tempat wisata yang dipadati pendaki setiap weekend. Lebih dari itu, ia adalah:
Penyangga kehidupan
Rumah spiritual
Sumber air dan rezeki
Karena itulah setiap tahun masyarakat mengadakan sedekah bumi atau ruwatan gunung. Dalam tradisi ini, hasil bumi mulai dari sayur, padi, buah diarak dan kemudian dilarung atau dikembalikan ke tanah. Ini cara mereka berterima kasih pada alam, sekaligus menjaga harmoni sebagaimana filosofi Jawa: memayu hayuning bawana, sebagau bagian dari menjaga keseimbangan dunia.
Tak hanya tradisi. Di sekitar Sindoro terdapat:
Sumber air panas
Air terjun tersembunyi
Kebun teh yang luasnya seperti karpet hijau yang tak bertepi
Banyak wisatawan yang datang bukan untuk mendaki, tetapi sekadar menikmati keindahan lerengnya yang tenang.
Sindoro dan Ekowisata: Gunung yang Dijaga, Bukan Dieksploitasi
Dalam beberapa tahun terakhir, Sindoro menjadi pusat ekowisata. Pemerintah daerah dan komunitas pecinta alam mulai mendorong konsep wisata yang lebih ramah lingkungan: meminimalkan sampah, mengedukasi pendaki, serta memberdayakan warga lokal.
Salah satu wujudnya adalah Basecamp Kledung Eco Park sebagai tempat yang bukan cuma titik naik gunung, tapi juga ruang belajar tentang lingkungan dan konservasi.
Lebih dari Gunung, Ia Adalah Cerita
Sindoro punya banyak nama, dan masing-masing membawa sejarah budayanya sendiri. Namun apa pun penyebutannya, gunung ini selalu menjadi:
Penjaga Wonosobo dan Temanggung
Kebanggaan masyarakat Jawa
Ruang sunyi tempat manusia mengingat kembali dirinya sendiri
Sindoro bukan hanya tempat untuk naik turun dengan napas ngos-ngosan. Ia adalah gunung yang mengajak kita belajar: tentang alam, tentang masyarakat yang hidup selaras dengannya, dan tentang pentingnya menjaga apa yang sudah diwariskan pelan-pelan oleh para leluhur.

