• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    Iklan

    Peran KH. Muntaha Al-Hafidz Dalam Kemerdekaan

    Wonosobo Media
    , 08.35 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia


    Dalam dakwahnya KH. Muntaha juga berjuang memanggul senjata dengan bergabung sebagai pasukan Hizbullah dan memimpin Barisan Muslimin Temanggung (BMT) sebuah laskar kerakyatan yang turut berjuang membela kemerdekaan. Ideologi jihad memainkan peran yang sangat penting dalam gerakan anti kolonial. Ideologi ini telah mendorong para pejuang Islam yang sebagian besar para pejuang itu adalah santri dan kiai dari pesantren. 

    KH. Muntaha al-Hafidz dalam aktivitas perjuangan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda di daerah Temanggung. Darah kepahlawanan dalam diri mbah Mun tidak dapat dipungkiri dalam laku gerak perjuangan di daerah Kedu bersama-sama, bahu-membahu dengan tokoh-tokoh dari pesantren dan pejuang Islam yang lainnya. Mengkomando para pejuang itu bersatu padu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari cengkeraman penjajah. 

    Menurut KH. Ahmad Muzan mengungkapkan bahwa, “KH. Muntaha merupakan salah seorang kiai yang tergabung dalam anggota Kyai Bambu Runcing Parakan yang terkenal menyepuh bambu runcing dengan wirid tertentu untuk dijadikan senjata mengusir penjajah. Cerita ini saya dapatkan dalam pidato KH. Muhaimin Gunardo dalam sambutan pemberangkatan pemakaman mbah  Muntaha.”

    Walaupun hanya dengan senjata-senjata tradisional yang dibuat sendiri seperti bambu runcing, tombak dan keris, mereka mampu mempertahankan kemerdekaan dari penjajah yang memiliki peralatan yang canggih seperti senjata api dan meriam, sebab adanya persatuan dan kesatuan. Menurut penuturan yang ada, senjata-senjata tersebut diberi do’a-do’a tertentu, sehingga keampuhan senjata itu tidak terkalahkan jika dibandingkan dengan kecanggihan senjata musuh. 

    Bahkan hanya dengan senjata-senjata tradisional tersebut para ulama, kiai dan pejuang Islam mampu mengalahkan penjajah. Begitu juga para pejuang yang tergabung dalam Barisan Muslim Temanggung (BMT) yang dipimpinnya. KH. Muntaha Al-Hafidz dalam perjuangan tidak hanya di wilayah Temanggung saja, tetapi juga ikut berjuang dan mengungsi ketika pondok pesantren Kalibeber dimana dari kolonial Belanda gagal memporak-porandakan pesantren atas izin Allah Swt pesantren Al-Asyariyyah aman dari campur tangan belanda ketika menjajah atau sampai Kalibeber.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Yang Menarik

    +