 |
| Ilustrasi: Jahe, cara menanam dan khasiatnya untuk tubuh. |
Wonosobo Media - Siapa sangka, sepotong rimpang berwarna cokelat dengan aroma khas ini bisa jadi penyelamat di tengah harga bahan pokok yang makin galak.
Ya, tumbuhan ini yaitu jahe. Si rempah legendaris yang tak hanya bikin wedang jadi nikmat.
Namun juga bisa bikin dompet agak hemat, asal kita tanam sendiri.
Menanam jahe di rumah mungkin terdengar kayak kegiatan emak-emak grup WhatsApp yang baru belajar urban farming.
Tetapi, ini kegiatan yang sah-sah saja dipelajari semua kalangan, mulai dari yang gabut sebab WFH, sampai yang memang ingin hidup lebih sehat dan mandiri pangan.
Daripada lahan kosong di halaman cuma jadi tempat jemur celana dalam, mending manfaatkan buat hal yang lebih waras, yaitu tanam jahe.
Selain bikin kita punya stok anti masuk angin tanpa harus ke warung, menanam jahe juga bisa jadi hobi baru yang nggak bikin stres lho!
Nggak percaya? Simak cara menanam jahe di rumah berikut ini.
1. Pilih Bibit yang Nggak Drama
Bibit tanaman jahe itu ibarat jodoh, nggak semua cocok ditanam.
Jadi, pilihlah bibit yang udah cukup umur (alias jahe tua), nggak busuk, dan punya tunas.
Jika bibitnya masih muda, kemungkinan tumbuhnya kecil, kaya gajian kamu kah? Hehe
Pertama yaitu dengan potong-potong rimpangnya jadi beberapa bagian. Minimal, setiap potongan punya satu tunas. Jangan pelit ya, ini demi masa depan.
2. Media Tanam: Jangan Cuma Modal Tanah Doang
Jika mau jahe tumbuh dengan bahagia, kasih mereka rumah yang layak.
Kita perlu juga menyiapkan media tanam dari campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir.
Perbandingannya? Gampang, 2:1:1. Tanahnya dua bagian, pupuk satu, pasir satu. Ibarat kopi susu: komposisinya harus pas biar enak.
Mau tanam di pot, polybag, atau langsung di tanah? Boleh-boleh aja.
Tapi pastikan tempatnya ada lubang di bawahnya biar air nggak ngendon kayak mantan yang belum move on.
3. Proses Menanam: Jangan Terbalik, Ya!
Bikin lubang tanam kira-kira 5–7 cm. Taruh rimpangnya dengan tunas menghadap ke atas. Ini penting.
Jangan sampai kita tanam terbalik, nanti jahenya bingung mau tumbuh ke mana.
Setelah itu, tutup dengan campuran tanah tadi. Siram secukupnya. Ingat, siram secukupnya. Jangan kayak kasih sayang yang berlebihan, nanti malah busuk.
4. Rawat Seperti Merawat Harapan
Jahe bukan tanaman manja, tapi bukan berarti boleh diabaikan. Siram secara rutin, terutama pas musim kemarau.
Tapi jangan sampai becek, nanti akar bisa busuk. Kasih pupuk organik tiap beberapa minggu supaya tetap subur.
Taruh tanaman di tempat yang kena sinar matahari, baik langsung atau semi langsung. Jahe juga butuh vitamin D, bukan cuma kita saja yaa.
Kapan Dipanen? Ya, Sabar Dikitlah, sekitar empat bulan setelah tanam, kita udah boleh mulai intip hasilnya.
Kalau batangnya mulai mengering dan daunnya menguning, itu tanda-tanda si jahe udah siap dipanen.
Pakai cangkul atau garpu, tapi hati-hati. Jangan sampai kamu malah nyabet jahenya sendiri.
Menanam jahe di rumah bukan cuma soal hemat pengeluaran, tapi juga investasi kesehatan dan ketenangan jiwa.
Apalagi kalau pas flu datang, tinggal petik jahe, rebus, kasih gula aren, dan... srupuut! Dunia seketika lebih baik.
Atau jika lagi ngidam pengen susu jahe, tinggal cabut satu jari, siapkan air dan susunya dicampurkan dengan jahe yang telah digeprek tentunya, siap minum.
Selamat mencoba, dan semoga bisa panen bukan cuma jahe, tapi juga kesabaran dan keberkahan.
Kalau berhasil, jangan lupa bagi-bagi, ya. Siapa tahu, jahe hasil tanam sendiri bisa bikin kamu lebih healing daripada jalan-jalan ke Dieng, anjayy.😂
