 |
| Makam Sunan Geseng di Magelang, lokasinya strategis hanya 40 menitan dari pusat kota Magelang. |
Wonosobo Media - Berada di Magelang ternyata memiliki wisata religi yang bisa dikunjungi yaitu Makam Sunan Geseng.
Makam Sunan Geseng ini jaraknya bisa ditempuh kisaran 40 menit dari pusat kota Magelang, Jawa Tengah.
Makam Sunan Geseng ini berada di Pasanggrahan, Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Perjalanan ketika menuju lokasi makam ini kita bakal nyaman, sebab jalannya cukup besar sehingga kendaraan besar seperti bus masih bisa melintas.
Menaiki anak tangga menuju Makam Sunan Geseng di Magelang
Meskipun terdapat beberapa bagian saja jalannya agak menanjak namun masih aman dan bisa terkondisikan.
Setelah sampai di lokasi dan memarkirkan kendaraan, para peziarah perlu menapaki jalan dengan berjalan kaki menuju makam.
Sepanjang perjalanan menuju Makam Sunan Geseng ini terdapat banyak pedagang yang menjual oleh-oleh dan souvenir.
Menaiki jalanan yang menanjak, kita harus melalui banyak anak tangga agar bisa sampai di makam Sunan Geseng ini
Bagi yang tidak kuat berjalan kita bisa menggunakan jasa ojek dengan biaya Rp5.000, melalui jalur yang sedikit berbeda.
Sesampainya di atas, kita bakal disambut sebuah bangunan rumah bergaya Jawa kuno full terbuat dari kayu.
Nah berada di dalam rumah kayu tersebut terdapat sebuah Makam Sunan Geseng didalamnya.
Jika yang datang membludak, pengelola mengatur keluar masuknya peziarah bergantian agar kekhusyukan dan kenyamanan terjaga.
Bagi yang masih menunggu diluar terdapat gazebo dan bisa menikmati pemandangan dari atas yang menawan lho.
Selain itu juga terdapat banyak pepohonan hijau yang dapat menyejukkan mata.
Jejak Sunan Geseng berguru ke Sunan Kalijaga
Dilansir dari berbagai sumber, Sunan Geseng ini memiliki nama asli Chokro Djoyo berasal dari daerah Bagelen, Purworejo.
Beliau ini ekerja sebagai penyadap nira. Chokro Djoyo pernah dijuluki Ki Petung Mlarat sebab secara ekonomi beliau tergolong miskin.
Chokro Djoyo ini kemudian berguru kepada Sunan Kalijaga dan pernah diutus untuk menjaga bambu yang menancap.
Sunan Kalijaga meminta Chokro Djoyo dilarang meninggalkan bambu sampai sang guru kembali.
Hingga waktu bertahun-tahun, bambu yang ditanam oleh Sunan Kalijaga tumbuh subur dan menjadi hutan yang rimbun.
Sunan Kalijaga yang kembali ini berusaha mencari Chokro Djoyo namun tidak ketemu sebab bambu ini telah berubah menjadi hutan bambunya lebat.
Sehingga Sunan Kalijaga memutuskan untuk membakar hutan bambu itu. Setelah habis, Chokro Djoyo muncul dengan badan yang gosong.
Dalam bahasa Jawa geseng berarti gosong. Meskipun begitu Chokro Djoyo tidak mengalami luka bakar sedikit pun.
Akhirnya beliau dipanggil Sunan Geseng dan terus berguru kepada Sunan Kalijaga sampai akhirnya mendirikan Masjid Demak.
Sunan Kalijaga memerintahkan Sunan Geseng membawa sisa kayu pembangunan Masjid Demak.
Saat menyebarkan ajaran Islam di daerahnya Sunan Geseng lalu diperintahkan oleh Sunan Kalijaga untuk menancapkan kayu tersebut ketika beristirahat.
Kayu-kayu tersebut dipakai Sunan Geseng untuk membangun pesantren dan masjid yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari makam beliau.
Tentunya terdapat beberapa versi dan beberapa makam yang dipercaya sebagai makam dari Sunan Geseng.
Bukan pada ranah tempat atau makam mana yang benar, namun paling tidak bisa dijadikan pola dalam memetakan.
Bahwa perjalanan dakwah dari Sunan Geseng yang masih mewariskan sanad keilmuan dari Sunan Kalijaga ini masih terus berproses.
Masih terus berjalan, sehingga buka pada ada makam sunan Geseng di tempat A, ada di tempat B.
Boleh jadi itu bagian atau seseorang yang kelimuannya nyambung ke Sunan Geseng hingga Sunan Kalijaga.
Nah tempat atau makam dari Sunan Geseng ini salah satunya ada di Magelang.
Sehingga jika ada yang ingin berwisata religi ke Makam Sunan Geseng, Jaraknya cuma 40 menit dari pusat kota ***
