![]() |
Petunjuk jalan di perempatan Kalibeber menuju Makam Mbah Muntaha Al-Hafidz di Dero Duwur Mojotengah Wonosobo. |
Wonosobo Media - Setiap kali melihat papan petunjuk dengan tulisan menuju makam Mbah Muntaha Al-Hafidz seringkali menjadi pengingat kembali menuju ruang waktu masa lalu.
Ruang waktu ini memberikan gambaran pada sekitar masih menempuh sekolah SMP hingga SMA.
Pada waktu itu setiap kali sebelum liburan sekolah, selepas ujian semester dan mengisi classmeeting istilahnya, seringkali terdapat agenda napak tilas jalan kaki dari Kalibeber menuju Makam Mbah Muntaha di Dero Duwur.
Menempuh perjalanan jarak sekitar 8 KM berjalan menyusuri jalanan desa yang syahdu dan berkesan. Mulai Pasar Kalibeber yang ramai hingga menyeberangi sungai Serayu dan sampai di Kebon Dalem dan sekitarnya.
Melihat Pondok Pesantren Al-Asyariyyah yang ramai tentunya Kalibeber sebagai wilayah pondok itu berdiri juga mendapatkan keberkahan tersendiri.
Tak heran jika kemaslahatan dan hal-hal yang baik senantiasa dipikirkan oleh Mbah Muntaha Al-Hafidz pada waktu itu.
Tentunya bukan karena Mbah Mun saja, namun berkat kekompakan dari warga masyarakat dan kebetulan Mbah Mun ikut andil dalam bagian "dakwah"nya, baik secara memikirkan ekonomi masyarakat sekitar hingga pendidikan dan aspek lainnya.
Perjalanan Menuju Maqbaroh Mbah Mun di Dero Duwur
Kembali pada napak tilas kali itu, selepas menyusuri sekitar Kebon Dalem lanjut menapaki Secanggal dan area Makam Stana Gede, pada saat itu belum mengenal ada destinasi ziaroh di daerah itu.
Hingga meneruskan perjalanan melewati Mojosari, Mojotengah, Kecamatan Mojotengah Wonosobo.
Singkat cerita sampailah di daerah Dero Ngisor, bahkan waktu pertama kali napak tilas bersama sekolah di Fatanugraha, pernah suatu kali dengan niatan menerobos namun malah tersesat tidak sesuai jalur.
Ndilalahnya, waktu itu malah masuk jalan kecil setapak yang biasanya digunakan oleh petani atau para pilot 'penerbang' merpati.
Berkat bertanya pada warga sekitar, akhirnya bisa sampai ke jalan utama menuju Dero Duwur kembali.
Akhirnya kaki melanjutkan langkah di jalan aspal arah Dero Duwur dengan suasana alam pedesaan yang masih asri dan syahdu.
Sampai menjumpai pabrik UMKM pathi atau tepung aci dari singkong yang khas hingga bertemu masyarakat sekitar yang ramah menyapa.
Hingga ketika menyusuri jalan yang berkelok-kelok sampailah pada tanjakan akhir sebelum gapura bertulis "Maqbaroh KH Asy'ari & KH Muntaha Alhafidz", menandakan kami telah sampai dilokasi.
Selepas istirahat dan mengela napas sebentar, lanjut bersih-bersih diri berganti pakaian, lanjut suluk berziarah di depan pusara Mbah Mun dan Mbah Asy'ari (Abah dari Mbah Muntaha).
Tradisi mengkhatamkan Al-Qur'an di Maqbaroh beliau secara bersamaan para siswa Fatanugraha kala itu.
Doa khotmil Qur'an dilangitkan secara bersama-sama suasana yang hening menambah kehusuyu' an tersendiri menambah energi dan bekal pada diri untuk menempuh lelaku-laku kedepan.
Dipungkasi dengan petikan sholawat Burdah "maula ya sholli.." mengakhiri ziarah kala itu disambut dengan menyantap nasi megana yang menjadi bekal perjalanan menambah energi badan selepas berjalan 8 KM ini.
Pada akhirnya doa dan harapan pun senantiasa dirapal baik dalam batin maupun dilafadzkan, hingga perjalan kembali 'turun gunung' menyusuri jalan awal tadi menuju Kalibeber dengan ditemani hujan turun selama perjalan.***