• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    news google

    Iklan

    Tembakau Embun Towalo: Warisan Embun dari Lereng Sumbing

    , 13.35 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

     

    Tembakau Toalo Wonosobo
    Ilustrasi petani tembakau sedang memanen hasil tanamannya.

    Wonosobo Media - Kalau ada pepatah “tak kenal maka tak sayang”, maka ini pas banget buat ngomongin Tembakau Embun Towalo. 


    Namanya aja mungkin terdengar asing di telinga sebagian besar orang, apalagi kalau belum pernah main ke Wonosobo.


    Tapi tenang, saya kasih bocoran: begitu kenal, apalagi nyicipin, bisa-bisa sampeyan langsung jatuh cinta sama tembakau satu ini.


    Desa Butuh: Surga Kecil di Lereng Sumbing


    Tembakau ini lahir dan besar di Desa Butuh, sebuah kampung yang nangkring manis di lereng Gunung Sumbing. 


    Udara segar, pemandangan hijau, plus embun pagi yang sering bikin jaket basah pokoknya suasana yang bikin betah kalau lagi butuh healing murah meriah.


    Nah, dari tanah yang subur dan hawa yang sejuk inilah, tembakau Embun Towalo muncul sebagai “anak emas” yang bikin bangga warga desa.


    Tembakau Lembut, Bikin Kalem


    Berbeda dengan tembakau-tembakau lain yang kadang bikin dada kayak terbakar habis makan seblak level 15, Embun Towalo ini terkenal ringan, lembut, dan punya aroma menenangkan.


    Jadi bisa dibilang, ini tembakau yang lebih cocok buat “ngudud sambil mikir puisi” daripada “ngudud sambil debat politik di pos ronda”.


    Dibikin dengan Cinta (dan Embun Pagi)


    Prosesnya pun nggak main-main. Daun tembakau ditanam di ladang-ladang yang berdampingan dengan hutan. 


    Tiap pagi, daun-daun itu disapa embun yang nempel manja. Dari situlah nama “Embun Towalo” lahir. Setelah panen, daunnya dijemur dengan telaten, kayak lagi ngurus bayi. 


    Hasilnya? Tembakau yang halus, alami, dan punya rasa khas yang susah ditandingi.


    Lebih dari Sekadar Tembakau


    Bagi warga Desa Butuh, Embun Towalo bukan cuma soal jualan dan dapet cuan. Ia adalah warisan budaya, identitas, bahkan semacam “prasasti hidup” yang nyambungin manusia dengan alam. Setiap helai daun Towalo adalah bukti kalau tradisi itu bisa tetap hidup asal dijaga.


    Petani di sana pun nggak asal-asalan. Mereka ngerti banget kalau mau tembakau tetap berkualitas, ya lingkungan harus tetap sehat.


    Hutan dijaga, tanah dirawat, dan hubungan manusia dengan alam dijalankan kayak pepatah Jawa: memayu hayuning bawana membuat dunia lebih indah.


    Towalo, Kebanggaan yang Layak Dirayakan


    Singkatnya, Tembakau Embun Towalo adalah paket komplit: punya rasa unik, aroma khas, proses pembuatan penuh makna, dan menjadi kebanggaan lokal. 


    Dari sekadar gulungan tembakau, ada cerita panjang tentang kerja keras, kesabaran, dan cinta warga Desa Butuh terhadap tanahnya.


    Jadi, lain kali kalau ada yang ngomongin tembakau Wonosobo, jangan cuma sebut kemloko atau srintil doang. 


    Kasih juga spotlight ke Towalo, si anak manis dari lereng Sumbing. Karena di balik tiap kepulan asapnya, ada kisah embun pagi yang berubah jadi warisan budaya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    iklan mgid

    Yang Menarik

    +