• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    news google

    Iklan

    Cerutu Swating: Warisan Asap yang Tak Pernah Padam dari Desa Setieng

    , 09.32 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

     

    Tembakau Swating: Daun Lebar, Rasa Mantap
    Tembakau Swating: Daun Lebar, Rasa Mantap

    Wonosobo Media - Pernah dengar istilah Tembakau Swating? Jika belum, berarti kalian kurang main ke Wonosobo. Tapi santai, habis baca tulisan ini, dijamin kalian bakal punya bahan obrolan baru buat nongkrong lho! 


    Desa Setieng: Negeri di Atas Awan dengan Asap Bersejarah


    Desa Setieng, Kecamatan Kejajar, bukan cuma terkenal karena pemandangan yang bisa bikin feed Instagram auto estetik. Ada satu harta karun lain yang bikin desa ini istimewa: tembakau. Bahkan bukan sembarang tembakau, tapi Tembakau Swating yang sudah eksis sejak zaman Belanda.


    Bisa dibayangkan, dari dulu sampai sekarang, asap tembakau Setieng ini nggak pernah padam. Bedanya, kalau dulu mungkin jadi teman ngobrol para meneer Belanda, sekarang jadi identitas warga desa yang tetap setia pada warisan leluhur.


    Tembakau Swating: Daun Lebar, Rasa Mantap


    Karakteristik Tembakau Swating ini gampang dikenali: daunnya lebar dan tebal, aromanya khas, dan rasanya, kata para perokok tradisional mantap betul. Tapi jangan kira kualitasnya cuma karena faktor alam. Rahasianya ada di tangan petani yang masih setia memakai cara-cara lama, metode tradisional yang diwariskan turun-temurun.


    Dengan kata lain, Swating ini bukan sekadar tembakau, tapi juga catatan sejarah yang bisa dilinting.


    Cerutu Swating: Seni yang Dilinting dengan Jiwa


    Jika tembakau Setieng itu bahan baku, maka cerutu Swating adalah masterpiece-nya. Proses bikin cerutu ini bukan main-main. Nggak cukup cuma tahu cara ngerajang atau ngegulung, tapi juga butuh kesabaran, ketelitian, bahkan sedikit sentuhan spiritualitas.


    Bayangin aja, para perajin cerutu di Setieng ini sudah belajar sejak kecil. Tangan mereka terbiasa menyentuh daun tembakau, merasakan teksturnya, lalu melintingnya dengan hati-hati. Bukan cuma kerja tangan, tapi juga kerja jiwa.


    Proses Produksi: Dari Jemur ke Ngelinting


    Sebelum bisa dinikmati, daun tembakau Swating harus melewati perjalanan panjang. Mulai dari dipanen, dijemur dengan penuh perhatian (nggak bisa asal taruh di bawah matahari kayak jemur kasur), dirajang, sampai akhirnya diracik.


    Nah, tahap terakhir ini yang paling sakral: ngelinting. Campuran tembakau dirapikan, digulung, lalu dibungkus dengan daun tembakau yang lebih besar. Hasilnya? Cerutu Swating yang rapi, elegan, dan siap jadi teman kontemplasi siapa saja yang menghisapnya.


    Lebih dari Sekadar Rokok Tebal


    Cerutu Swating ini bukan sekadar produk tembakau. Ia adalah kearifan lokal yang bisa dihisap, simbol identitas desa yang bertahan meski zaman makin modern. Di balik tiap gulungan cerutu, ada cerita tentang keluarga, tradisi, dan kebanggaan yang diturunkan lintas generasi.


    Jangan lupa, cerutu ini juga jadi penggerak ekonomi lokal. Banyak keluarga di Setieng yang menggantungkan hidupnya dari sini. Jadi, tiap kali ada yang menikmati cerutu Swating, ada roda ekonomi desa yang ikut berputar.


    Swating: Jejak Budaya yang Harus Dijaga


    Tembakau Setieng memang jadi dasar, tapi cerutu Swating-lah yang jadi puncak warisan itu. Ia adalah bukti hidup bahwa budaya bisa terus mekar meski zaman berubah.


    Bagi Wonosobo, cerutu Swating ini lebih dari sekadar lintingan. Ia adalah kebanggaan kolektif, kekayaan budaya yang pantas diapresiasi, sekaligus pengingat bahwa kearifan lokal bisa tetap relevan asalkan dijaga dengan serius.


    Jadi, kalau suatu saat kamu main ke Wonosobo, jangan cuma mampir ke Telaga Menjer atau naik jeep ke Dieng. Cobalah kenalan dengan cerutu Swating, salah satu warisan asap yang nggak pernah padam, dari Setieng untuk dunia.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    iklan mgid

    Yang Menarik

    +